Tak Sanggup Menanggung Malu, Puluhan Tersangka Korupsi di Tiongkok Bunuh Diri

The main doors to the Jinan Intermediate People’s Court in Shandong Province. China’s two-year-old anticorruption campaign has been accompanied by reports of ‘‘unnatural deaths’’ among officials. Ng Han Guan/Associated Press

ENEWS.ID - Puluhan tersangka korupsi di Tiongkok bunuh diri, diduga karena tidak sanggup menahan malu akibat kasus yang menderanya atau ingin lepas dari hukuman di dunia dan menyelamatkan keluarga mereka dari balas dendam kolega dan pengusaha.

Menurut laporan media dan lembaga anti korupsi Tiongkok yang dikutip New York Times bulan lalu, sekitar 30 pejabat negara yang tersangkut kasus korupsi bunuh diri sepanjang tahun 2014.

Laporan China Youth Daily menunjukkan bahwa 54 pejabat Tiongkok meninggal dunia karena penyebab yang tidak lazim pada 2013, termasuk overdosis alkohol dan kecelakaan. Sebanyak 23 di antaranya disebut mati bunuh diri.

Salah satunya adalah Wang Yunqing, pejabat kantor pemerintah Provinsi Hubei yang bunuh diri pada 26 Juli lalu di tengah penyelidikan terhadap 36 pegawai negeri di wilayah tersebut.

Di pesan kematiannya dia menuliskan, "saya sangat depresi, tidak tertahankan lagi, saya pergi duluan."

Netizen atau pengguna media sosial di Tiongkok mengatakan bahwa Wang mati karena takut kasus korupsinya ikut diselidiki.

"Dia jelas adalah pejabat korup yang mencuri sangat banyak, sangat ketakutan dan tidak kuat menghadapi tekanan," kata seorang netizen bernama “Sanbabaoposhou”.

Sebelumnya di awal Juli, empat pejabat bunuh diri dalam waktu empat hari, salah satunya adalah Li Haihua, direktur Komite Tetap Partai Komunis Kota Xiaogan di Provinsi Hubei, yang lompat dari lantai 11.

Pesan Grafiti Li Haihua, sebagian bunyi pesannya: ""Kantor kejaksaan dan pemerintah kota yang bersekongkol."

Li tengah diselidiki terkait suap di sektor perumahan dan pertanian, melibatkan adiknya yang bekerja di perusahaan makanan.

"Banyak pejabat yang korupsi, baik kecil maupun besar, yang berisiko diselidiki. Mereka membaca soal sebuah kasus di kota pada pagi hari, dan sorenya pejabat itu sudah ditahan. Itu menakutkan, mereka yang ditahan tidak tahu apakah akan melihat hari esok lagi. Selain itu, rasa bersalah juga memicu pejabat bunuh diri," kata Qi Xingfa, peneliti di East China Normal University, Shanghai.

Lindungi Keluarga

Menurut Liao Ran, koordinator senior untuk Asia Tenggara di lembaga Transparency International, pejabat bunuh diri bukan hanya karena malu dan takut dihukum, tapi juga demi menyelamatkan keluarga mereka dari balas dendam pengusaha dan kolega yang ikut terseret kasus korupsi.

"Ini soal mafia. Jika anda tertangkap dan mengaku, maka semua orang tahu anda akan membeberkan banyak nama dan jaringan di sekeliling anda. Keluarga anda berada dalam bahaya," kata Liao.

Lin Zhe, professor studi anti korupsi di sekolah Partai Komunis, mendesak pemerintah untuk mencegah para pejabat bunuh diri, karena berdampak pada mandeknya penyelidikan yang kemungkinan menguak kasus yang lebih besar.

Menurut dia, hanya 37 persen pejabat bunuh diri yang menderita tekanan psikis, sisanya hanya ingin lari dari hukuman.

"Mungkin sulit untuk mengubah prinsip, seperti menghentikan penyelidikan jika tersangka meninggal, tapi setidaknya penyidik bisa terus menyelidiki dan menggali lebih dalam latar belakang kasus ini untuk mengungkap korupsi yang lebih besar," kata Lin, dikutip dari Reuters pekan lalu.

Pemberantasan korupsi Tiongkok digalakkan dalam pemerintahan Presiden Xi Jinping yang komitmen memberantas korupsi mulai dari kelas "lalat" hingga "macan", dari pejabat recehan hingga eselon satu.

Menurut data komisi disiplin Partai Komunis Tiongkok, tahun 2013 ada 182 ribu pejabat yang dihukum karena penyelewengan tugas dan 23 ribu lainnya tengah diadili atas kasus korupsi. (CNNIndonesia/nia)