Pihak pabrik beras plastik di China berdalih produknya adalah barang display restoran, bukan untuk dikonsumsi. (ImageParty/Pixabay) |
South China Morning Post mengabarkan, pihak pabrik beras plastik berdalih produknya adalah barang display restoran, bukan untuk dikonsumsi. Apalagi beras plastik dibuat dari polyvinyl chloride atau PVC dan berlabel “artifisial.”
Hal ini ditegaskan oleh Zhou Tao, sales manager pabrik pangan artifisial yang tidak disebutkan namanya dan berlokasi di Yiwu, Zhejiang. Menurut pihak pabrik, hampir semua beras plastik yang beredar di dunia diproduksi di China.
Produk pangan artifisial yang terbuat dari brittle plastik putih memang populer di banyak restoran di dunia. Mereka dipajang di rak display sebagai pilihan menu makanan. Kelebihannya: selalu tampak segar dan tidak akan pernah basi.
“Beras plastik tidak seharusnya dimasak. Ini bukan pangan,” kata Zhou, dikutip South China Morning Post. Ia tidak mengerti, mengapa ada pihak yang tega menyelundupkan beras plastik, lalu menjualnya di Afrika dengan harga tinggi.
Ongkos kirim menjadi penyebab melambungnya harga beras plastik di Nigeria. Zhou menyatakan, harga beras plastik di Nigeria dipatok 70 yuan, setara Rp135 ribu, per satu kilogram, atau 10 kali lipat lebih mahal dibanding di China.
Xiong Heping, manajer pabrik lain di Shenzhen, menyatakan, beras plastik pasti diberi label artifisial bila dikirim ke pembeli di China atau di negara mana pun. Lagipula, menurutnya, anak kecil saja tahu ini plastik dari berat dan rasa.
Selain beras plastik, China juga memproduksi mi, sushi, pizza dan cake artifisial, yang diedarkan ke seluruh dunia, termasuk Hong Kong, Amerika dan Eropa. Produk ini didesain untuk digunakan sesuai temperatur dalam ruang.
Maka produk ini jelas mengalami degradasi bila dimasak atau dipanaskan dengan suhu lebih dari 70 derajat Celsius. Agaknya hal ini tidak diketahui oleh para penyelundup beras plastik di Nigeria. Mereka semata mencari untung.
Sejauh ini, menurut Xiong, pemerintah China belum menetapkan regulasi soal pangan artifisial. Maka kasus keracunan atau kecelakaan akibat mengonsumsi beras plastik belum bisa diusut atau dipertanggungjawabkan.
Editor: Max Wen
Sumber: CNN Indonesia
Photo: Pixabay
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon