Sunday, January 15, 2017

Ngerinya Cerita ISIS Tega Jadikan Warga Mosul Tameng

Tentara Iraq Kontak Senjata dengan ISIS
ENEWS.ID - Serbuan masif tentara Iraq, yang didukung koalisi AS, berhasil membuat militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kian terdesak di Kota Mosul. Demi mempertahankan kota tersebut, anggota kelompok teror itu mempergunakan warga sipil sebagai tameng peluru.

Pergi.com - Promo Rp 200.000 untuk lanjutin liburan seru-muGareth Browne, jurnalis alaraby.co.uk, Minggu (15/1), melaporkan taktik mengerikan yang dilakukan ISIS untuk mempertahankan kota yang direbut sejak 10 Juni 2014 lalu itu. Para militan tak segan menjadikan pria maupun wanita untuk menjadi tameng mereka.

Browne menyebut, para militan kini dalam keadaan terdesak akibat serangkaian pengeboman dan tembakan mortir. Tak hanya itu, Irak juga sampai menerjunkan Divisi Reaksi Cepat untuk memburu ISIS dari setiap jalan, dan rumah ke rumah.

"Senjata mereka terisi, mencari militan yang bersembunyi, ada ketakutan disergap dan ledakan bom rakitan, terlepas dari keberanian mereka," tulis Browne.

Ada beberapa mobil milik penduduk lokal memblokade jalanan, terkadang pasukan Irak meminta mereka untuk melepas area tersebut. Namun mereka menolaknya, dan menjadikan mobil tersebut sebagai bom pintar untuk membunuh.

Rupanya, mereka tak hanya menembaki tentara koalisi, tapi juga para penduduk yang mencoba menghindari pertempuran. Pemandangan itu seakan menjadi biasa dalam pertempuran berdarah di kota itu.

Ketika dibebaskan, banyak penduduk lokal yang bertemu pasukan elite Irak tersebut dengan tangisan dan pelukan hangat. Kondisi itu memperlihatkan dukungan mereka kepada ISIS telah berkurang sejak lama.

"Pukul tujuh pagi tadi, di jalan ini masih banyak ISIS, mereka berteriak, mereka sangat panik. Tapi pukul sembilan malam pemerintah datang ke sini dan kami sekarang bebas. Terima kasih Tuhan," kata Fawaz Saad, penduduk Mosul.

Sembari menyalakan rokok pertamanya sejak dua tahun di mana rokok dilarang selama berada di bawah kekuasaan ISIS. Saad menyebut tindakan para militan sangat jauh dari Islam.

"Kami sangat bahagia mereka pergi."

Di saat bersamaan, Browne mengaku masih mendengar sejumlah tembakan dari kejauhan. Helikopter serbu juga nampak terbang rendah serta melepaskan sejumlah misil ke sebuah lokasi. Hal itu bisa jadi perang psikologi untuk membuat semangat tempur ISIS menjadi turun.

Tidak lama kemudian, pasukan itu menggerebek sebuah rumah. Mereka menahan seseorang yang diduga militan ISIS. Dengan jenggot panjang, dia berbicara pelan dengan aksen Mosul, dan mengakui memang bagian dari kelompok itu.

"Saya bersumpah demi Tuhan, saya hanya mengikuti perintah dan bertempur. Jika saya mencoba kabur dari kekalifahan, atau bahkan menyeberangi sungai, saya akan dibunuh," akunya saat diinterogasi.

"Banyak dari kami mencoba pergi, bahkan mencoba menyeberangi sungai ini, tapi mereka mengancam menembak kami."

Banyak militan yang terbunuh atau tertangkap sepanjang pertempuran merupakan penduduk lokal. Mereka memberitahu Browne banyak militan asing yang sudah melarikan diri dari pertempuran ke bagian timur kota itu, atau kabur jauh lebih dalam ke wilayah kekuasaan ISIS, yakni Kota Raqqa di Suriah.

Alhasil, para militan yang kini menghadapi tentara Irak adalah rekrutan lokal yang dipaksa untuk maju ke garis depan sebagai umpan meriam sepanjang pertempuran. Distrik Al-Somer kini bebas dari ISIS, beberapa jam setelah dibebaskan kehidupan di wilayah itu mulai normal.

Sembari melihat ke langit, Fawas berdoa, "Semoga Tuhan menolong orang yang menyeberang di sungai. Mereka akan dapatkan yang diberikan kepada kami".

Editor: Surya
Sumber: Merdeka.com
Photo: Reuters

This post have 0 comments


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement