Demo Tolak Ahok |
ENEWS.ID - Ketika aksi 411 berlangsung, cuaca cerah. Padahal sekarang musim hujan. Pascaaksi itu, kita dapat berbagai broadcast bagaimana Tuhan meridhoi aksi tersebut. Buktinya cuaca begitu cerah, dan peserta aksi bisa melaksanakan hajatnya tanpa gangguan alam.
Begitupun saat aksi super damai 212, hujan turun sangat deras. Kita juga mendapat berbagai tulisan, yang mengatakan ini bukti Allah berada di pihak pada peserta aksi. Buktinya, turun hujan deras.
Bahkan untuk melegitimasi kesimpulan itu, dikutip ayat dan hadist. Seolah-olah, penulis sudah tahu pasti, bahwa apa yang dilakukannya mendapat stempel langsung dari Allah.
Meskipun, tentu saja, antara hujan dan udara cerah, adalah sesuatu yang berlawanan. Tapi dengan pilihan ayat dan hadist yang berbeda, tetap saja bisa dicari kecocokannya. Buktinya, ya tanda-tanda alam itu.
Ketika di Sabuga, perayaan KKR Natal di bubarkan sekelompok ekstrimis, tidak lama kemudian, terjadi gempa di Aceh. Aceh kebetulan daerah yang menerapkan sistem syariah. Ada saja tudingan, itu sebagai balasan Tuhan karena ada muslim kacrut di Bandung, yang menganggu ibadah Natal.
Mau tahu kedegilan lain? Orang mengotak-atik angka 411 atau 212, dibuat sedemikian rupa, lalu dicarikan kecocokannya dengan surat dan ayat Al Quran. Bagi yang mendukung, akan didapat ayat yang bagus-bagus. Bagi yang tidak setuju, mendapatkan ayat yang berkisah soal kedzaliman dan kesesatan.
Bukan hanya itu. Orang mengutak-atik nama Basuki dengan angka-angka, lalu sama seperti yang lain, dicarikan surat dan ayat padananya dalam Al Quran. Bagi penentang Ahok, pasti yang didapat adalah ayat-ayat yang menunjukan keburukan. Begitupun sebaliknya.
Saya heran, ada apa dengan cara berfikir kita? Apakah kita lupa, bahwa cerah dan hujan itu lebih disebabkan oleh perilaku cuaca ketimbang perilaku manusia? Atau bumi Aceh yang gempa lebih disebabkan karena kondisi lempengan kulit bumi, ketimbang kondisi keimanan?
Apalagi yang main utak-atik angka lalu dicocok-cocokan dengan ayat Al Quran. Ini sama saja seperti ramalan kode buntut. Beragama dengan rumus cocokologi untuk menyenang-nyenangkan dirinya.
Sudahlah. Allah meninggikan derajat manusia karena dia mahluk yang bisa menggunakan akalnya. Dengan manusia yang memaksimalkan akalnya juga, Allah ingin didekati. Seperti dikatakan, bahwa Kitab Suci hanya diturunkan kepada mereka yang mau berfikir.
Berhentilah jadi dukun yang sok, mencocok-cocokan kemauan Tuhan dengan opinimu. Sudahilah profesi perumus kode buntut syar'i.
Itu semua, menistakan agamamu sendiri.
Fikiran itu seperti parasut, dia hanya akan berguna jika terbuka...
Editor: Wijaya Kusuma
Photo: Viva
Sumber: Dobrak.net
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon