HEALTH, KOMPASMETRO. COM - Tim dari Swiss Federal Institute of Technology baru-baru ini melaporkan berhasil membuat sebuah implan yang dapat memotong jalannya sinyal saraf dari otak ke otot gerak. Ini berarti implan dapat dipakai untuk mengatasi kelumpuhan, terbukti ketika tim berhasil mengembalikan gerakan pada monyet rhesus (Macaca mulatta) yang lumpuh akibat cedera tulang belakang.
Seperti diketahui cedera tulang belakang dapat menimbulkan kelumpuhan apabila sistem saraf yang ada rusak sehingga sinyal dari otak tak sampai ke otot gerak. Kerusakan tersebut umumnya sulit untuk sembuh sehingga solusi potensialnya adalah dengan mencari 'jalan pintas' agar sinyal saraf dapat melewati bagian yang rusak.
Dalam studi oleh peneliti Swiss, implan bekerja dengan cara ditanam ke bagian otak monyet dan saraf di tulang belakang yang. Implan di otak akan membaca aktivitas elektrik dan secara bersamaan mengirim sinyal radio (Wi-fi) ke implan di tulang belakang yang menerjemahkannya menjadi instruksi untuk bergerak.
Dipublikasi dalam jurnal Nature, dalam waktu enam hari sang monyet dilaporkan dapat berjalan lurus di atas treadmill.
"Ini adalah pertama kalinya teknologi saraf berhasil mengembalikan gerak pada primata. Gerakannya sejauh ini mirip seperti gerakan berjalan normal, tapi kita belum menguji kemampuannya untuk menyetir diri," kata salah satu peneliti Dr Gregoire Courtine seperti dikutip dari BBC, Jumat (11/11/2016).
Menurut Dr Gregoire teknologi serupa sebetulnya sudah dipakai untuk pasien Parkinson yang kesulitan mengendalikan tremor. Hanya saja pada studi implan yang baru tujuannya untuk mengembalikan fungsi gerak sebaik mungkin pada kasus kelumpuhan.
"Tapi cara kita bergerak berbeda dari primata. Kita berdiri di atas dua kaki dan ini memerlukan cara yang lebih rumit untuk menstimulasi otot," kata Dr gregoire yang mengaku tes manusia mungkin dapat dilakukan dalam waktu 10 tahun mendatang. (detik/cepsuryana)
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon