Politisi Indonesia Fadli Zon dan Setya Novanto di Kampanye Donald Trump. Image: Liputan6 |
Dino menggambarkan bagaimana "wajah" Amerika Serikat jika dipimpin oleh kedua kandidat.
"Kalau Trump yang menang, saya melihatnya akan terjadi polarisasi yang lebih tinggi. Akan terjadi kegelisahan sosial di lapangan, di kota-kota Amerika, ketegangan antar ras juga akan semakin tinggi, akan banyak demonstrasi dan pasar akan semakin gelisah. Mungkin juga hubungan Amerika dengan dunia Islam akan diwarnai goncangan-goncangan, ketidaknyamanan, mengingat apa yang dinyatakan Trump selama ini," kata pria yang karib disapa Dino kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.
"Situasi di Timur Tengah bisa lebih membahayakan karena Trump mempunyai pendekatan yang macho. 'Hantem aja kalau mereka ngelawan kita'. Sementara masalah di sana tak bisa selalu diselesaikan dengan cara itu," ucap founder Foreign Policy Community of Indonesia itu.
Menurut Dino, di bawah kepemimpinan Donald Trump, kredibilitas atau modal politik AS akan menurun secara global. "Sekarang, terutama orang Eropa, sudah mulai gerah melihat dia."
Sementara baginya, istri Bill Clinton itu sebagai anti-tesis dari Trump. "Hillary Plurasime dan inklusifme," jelasnya.
Di sisi lain, Dino menilai kedua calon itu bukanlah yang terbaik. Keduanya memiliki titik lemah dan "dosa" masa lalu. Pemilu AS kali ini pun termasuk yang paling tak inspiratif dan jauh di bawah standar.
"Pemilu ini terburuk, daripada era Obama yang inspiratif, yang membuat idealisme rakyat semakin meninggi," tuturnya.
Proses penghitungan suara sampai saat ini telah dimulai. Sampai pukul 2.31 WIB Trump sudah mengumpulkan 266 electoral vote hanya hanya butuh 4 electoral vote lagi untuk memenangi Pemilu Amerika.
Sumber: Liputan6
Editor: Kay
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon