Saturday, April 8, 2017

Fakta-fakta Seputar Serangan Militer Amerika Ke Suriah

Fakta-fakta Seputar Serangan Militer Amerika Ke Suriah
Fakta-fakta Seputar Serangan Militer Amerika Ke Suriah
ENEWS.ID - Serangan kimia yang diduga dilakukan balatentara Assad membuat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bertindak keras terhadap Suriah. Dalam keterangan persnya Kamis (6/4) malam, dia telah memerintahkan tentara AS untuk meluncurkan serangan rudal ke sejumlah pangkalan udara milik Suriah.

"Ini adalah kepentingan vital keamanan nasional bagi Amerika Serikat untuk mencegah dan menghalangi penyebaran dan penggunaan senjata kimia mematikan. Malam ini saya serukan kepada bangsa-bangsa bermartabat untuk bergabung dan mengakhiri pembantaian dan pertumpahan darah di Suriah," tegasnya, seperti dilansir USA Today, Jumat (7/4).

Tak hanya memerintahkan serangan balasan, Trump yang berpidato dari Mar-a-Lago, penginapan miliknya di Palm Beach, mengecap Presiden Bashar al-Assad. Dia menyebut sang pemimpin telah tega mencekik warganya sendiri yang tidak berdaya, entah pria, wanita maupun anak-anak.

"Banyak usaha sebelumnya untuk mengubah perilaku Assad yang terlihat jelas dan gagal secara dramatis. Akibatnya, krisis pengungsi semakin mengkhawatirkan dan kawasan tersebut terus terguncang, mengancam Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya," kata Trump.

Malam itu juga, sesuai dengan perintah Trump. Pasukan AS telah meluncurkan rudal jelajah yang menargetkan pangkalan udara Suriah, 08.40 waktu Washington atau sekitar pukul 07.40 WIB, pagi tadi. Rudal tersebut dilaporkan mengenai Lanud Shayrat di Homs.

AS meluncurkan 59 rudal ke pangkalan militer Suriah

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memerintahkan tentaranya untuk meluncurkan serangan langsung terhadap Suriah. Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk pembalasan atas serangan gas beracun yang menewaskan sekaligus melukai ratusan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.

Perintah itu segera direspons dua kapal perang AS di Laut Mediterania, yakni USS Porter dan USS Ross. 59 Rudal jelajah Tomahawk diluncurkan dari geladak kapal sejak pukul 08.40 waktu Washington atau pukul 07.40 WIB, hingga rudal pertama mendarat di Lanud Shayrat di Homs sekitar pukul 07.45 WIB.

Dua kapal perang itu menembakkan 59 rudal jelajah dan ditujukan untuk mengenai landas pacu, hangar, menara kontrol dan area amunisi.

Tak hanya memerintahkan serangan balasan, Trump mengecam Presiden Bashar al-Assad. Dia menyebut sang pemimpin telah tega mencekik warganya sendiri yang tidak berdaya, entah pria, wanita maupun anak-anak.

"Banyak usaha sebelumnya untuk mengubah perilaku Assad yang terlihat jelas dan gagal secara dramatis. Akibatnya, krisis pengungsi semakin mengkhawatirkan dan kawasan tersebut terus terguncang, mengancam Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya," kata Trump.

AS semakin melibatkan diri ke perang Suriah

Amerika Serikat (AS) telah meluncurkan 59 rudal jenis Tomahawk untuk menghancurkan pangkalan udara yang dikuasai tentara Suriah. Serangan tersebut membuat negara itu marah dan menyebutnya sebagai 'agresi' terhadap negeri yang sedang dilanda perang saudara tersebut.

Dilansir cbsnews.com, Jumat (7/4), serangan rudal berlangsung kemarin pagi, dan langsung mengenai Lanud Shayrat, sebelah selatan Homs. Pangkalan militer dengan dua landas pacu kecil itu diduga menjadi lokasi untuk persiapan pengeboman dengan target di utara dan bagian tengah Suriah.

Rudal ditembakkan dari dua kapal perang AS, yakni USS Porter dan USS Ross yang berada di Laut Mediterania, dan mengenai target sekitar pukul 3 dini hari waktu Suriah atau pukul 7.45 WIB. serangan itu mengenai landas pacu, hangar, menara kontrol dan area amunisi.

Gubernur Provinsi Homs, Talal Barazi, menyebut serangan itu tidak membuat pemerintah Suriah takut. Dia juga menuding AS dan Israel memberi dukungan atas terorisme di Suriah.

"Serangan ini tidak akan menghalangi kami untuk melanjutkan perang terhadap terorisme. Kami tidak terkejut melihat Amerika dan Israel mendukung terorisme," ujar Talal dalam sambungan telepon saat diwawancara stasiun televisi Al-Ikhbariah milik pemerintah Suriah.


Serangan rudal AS ditentang Rusia

Tindakan militer Amerika Serikat (AS) menggelar serangan terbuka untuk pertama kalinya membuat sekutu Presiden Suriah Bashar Al Assad berang, termasuk Rusia. Presiden Vladimir Putin bahkan menyebut sebagai tindakan agresi dan melanggar hukum internasional.

"Serangan AS terhadap negara berdaulat merupakan pelanggaran atas norma-norma hukum internasional, dan di bawah dalih yang dibuat-buat pada saat itu," ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dilansir CNN.com, Jumat (7/4).

Peskov melanjutkan, Putin juga menyebut serangan itu sebagai upaya AS untuk mengalihkan sorotan internasional atas korban sipil yang berjatuhan dalam pengepungan di Mosul, Irak.

Sementara itu, senator Rusia Konstantin Kosachev juga ikut mengecam tindakan AS tersebut. Dia pun meragukan terbentuknya koalisi antiteror antara Rusia dan AS sebagai bentuk persahabatan antara dua negara.

"Rudal jelajah Rusia melanjutkan serangan ke para teroris, dan Amerika malah menyerang pasukan pemerintah, yang disebut, memimpin perang terhadap terorisme," tulis Kosachev dalam akun Facebook miliknya.

"Saya ragu pendekatan seperti itu, rencana koalisi antiteroris Rusia-Amerika di Suriah, yang sering dibicarakan sejak Trump meraih kekuasaan, akan merespons Tuhan, sebelum itu berkesempatan lahir. 'Dinding Trump' terus berkembang biak. Dan dimulai dengan baik. Sungguh memalukan," tutupnya.

Hubungan AS-Rusia renggang kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam keras serangan rudal Amerika Serikat yang menyasar militer pemerintahan Suriah. Selain melanggar hukum internasional, Putin menyebutkan tindakan AS itu telah merusak hubungan kedua negara secara serius.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebutkan, Rusia merupakan sekutu setia Presiden Suriah Bashar al-Assad. Mereka melihat Presiden AS Donald Trump mengambil tindakan agresi terhadap negara berdaulat, untuk mengalihkan perhatian dunia dari kematian warga sipil di Irak.

"Putin memandang serangan AS terhadap Suriah sebagai agresi atas negara berdaulat, yang tentunya melanggar norma-norma hukum internasional dan dalih yang dibuat-buat. Langkah Washington akan menimbulkan kerusakan besar pada hubungan AS dan Rusia," ujar Peskov, dikutip dari Independent, Jumat (7/4).

Dia menambahkan, Rusia tidak percaya jika Suriah memiliki senjata kimia. Selain itu, serangan udara malah menciptakan hambatan serius untuk membuat koalisi internasional memerangi terorisme.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga menyebutkan, Moskow sudah meminta penjelasan AS mengenai serangan rudal yang mereka lakukan. Dalam konferensi pers di Tashkent, Uzbekistan, Lavrov menggambarkan serangan AS sebagai bentuk konfrontasi.

Tentara Suriah menyebutkan, serangan terhadap pangkalan udara Suriah itu telah menewaskan enam orang dan menyebabkan kerugian material yang besar. Gedung Putih menggambarkan serangan rudal ini sebagai 'tembakan peringatan' yang tepat usai serangan senjata kimia yang diduga dilakukan pemerintah rezim Assad. Sementara itu, pemerintah Inggris menyatakan dukungan penuh pada AS yang telah melaksanakan serangan udara ke pangkalan militer Suriah. (sumber: merdeka.com - editor: noor)

This post have 0 comments


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement