Saat Ahok Mendadak Jadi Orang Jawa, Bikin Haru Bilang: Resapi Pesan Habibie, Karena AHOK jadi Basuki |
Sejak saat itu Ahok memilih menjadi pelawak yang bisa menghibur orang daripada harus marah-marah. Dia mencoba meyakinkan warga DKI bahwa Ahok sudah tidak seperti dulu.
"Ahok itu pelawak bukan (orang yang) suka marah-marah lagi. Ahok sudah berubah," ujar Ahok di Rumah Pemenangan Lembang, Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/11).
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat pun berulang kali memberi pengertian pada warga Jakarta bahwa Ahok sudah berubah. Saat blusukan di sejumlah tempat di Jakarta, Djarot selalu mengatakan bahwa Ahok sudah berubah jadi lebih kalem. Perubahan sikap dan perilaku Ahok sangat dirasakan Djarot saat debat terbuka terakhir, Jumat (10/2). Mantan Wali Kota Blitar ini mengaku heran dengan perilaku Ahok itu. Sebab biasanya mantan Bupati Belitung Timur itu lebih geregetan, tak sabaran dan ceplas-ceplos.
"Alhamdulillah sudah berubah jadi Basuki karena memang yang ikut Pilkada bukan Ahok, Ahoknya enggak ada, tinggal Basuki-Djarot," kata Djarot di acara #Te2imaKasihPendukungBaDja di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Sabtu (11/2).
Beberapa hari terakhir ini Ahok mendadak berubah menjadi orang Jawa. Ahok mulai belajar menggunakan bahasa Jawa. Mulai dari matur nuwun, sampai sugeng ndalu. Mantan Bupati Belitung Timur ini mengaku telah mendapatkan masukan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
"Orang yang mau baik itu harus bisa belajar dari kesalahan. Saya sudah Jawa banget kok sekarang. Ngomong aja matur nuwun," kata Ahok saat bertemu pendukungnya di Rumah Lembang, kemarin.
Ahok kembali bicara menggunakan bahasa Jawa ketika mengucapkan terima kasih kepada seluruh pendukungnya saat kampanye terakhir di JIExpo. Dengan alasan sudah berubah menjadi pribadi lebih baik, Ahok meminta kepercayaan seluruh warga Jakarta agar dia bisa kembali dipercaya menjadi Gubernur DKI untuk lima tahun ke depan.
"Saya kalau dipercaya satu periode lagi maka saudara-saudara akan lihat Basuki. Makanya saya mau sampaikan hatur nuhun. Terima kasih," kata Ahok di JIExpo.
Saat meminta maaf kepada tim pemenangan, relawan, dan kader partai politik pendukungnya, Ahok kembali bicara dengan bahasa Jawa. Ahok meminta maaf karena selama masa kampanye tiga bulan terakhir ini tidak pernah berkoordinasi bersama relawan, tim pemenangan dan partai terkait lokasi kampanye atau blusukan. Alasannya, jika tim pemenangan dan kader partai turun tangan yang terjadi bukan mendekatkan Ahok- Djarot dengan warga tapi justru membuat jarak. Atas dasar itu Ahok meminta maaf sekaligus mengucapkan terima kasih atas dukungan relawan dan tim pemenangan.
"Terus saya enggak bisa ngomong. Akhirnya saya jalan sendiri, pergi suka-suka. Eh ketemu lagi yang mengadang. Untung Pak Djarot bilang lawan saja. Ini saya sekarang jadi matur nuwun," ucap Ahok.
Apakah Ahok berubah sekadar ingin mencuri simpati warga Jakarta? Dia mengaku berubah setelah mendapatkan pelajaran berharga dari Presiden ke-3 RI Habibie. Saat sowan ke kediaman Habibie belum lama ini, Habibie berpesan agar Ahok dan Djarot tetap tenang dan tersenyum saat menghadapi situasi sulit. Karena itu emosi Ahok tidak tersulut saat dikritik lawan politiknya dalam debat terbuka.
"Saya diajari oleh Pak Habibie, di dalam hati menangis pun, sakit pun tetap tersenyum. Karena Ahok menjadi Basuki," cerita Ahok.
Dia menambahkan, kini dia berusaha berubah dari awalnya sering bertutur kata kasar menjadi lebih baik. Mantan politisi Partai Gerindra ini kembali berujar dengan bahasa Jawa. "Makanya saya tutup dengan mengakhiri matur suwun, sugeng ndalu," tutupnya.
Editor: Surya
Sumber: Merdeka.com
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon