Fahri Hamzah |
"Yang perlu disadari kita enggak punya hubungan diplomatik dengan Israel menunjukkan banggakan kunjungan ke Israel hina Bung Karno pendiri bangsa," kata Fahri di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (20/1).
Satu orang dari delegasi itu diketahui merupakan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI). Fahri mengaku belum mengetahui siapa 7 delegasi muslim atau agenda kunjungan tersebut. Namun dia khawatir, kunjungan ini akan mempengaruhi delegasi muslim untuk menjadi simbol Yahudi di Indonesia.
"Belum baca kunjungan apa siapa ngapain. Biasanya lobi-lobi zionis ini kuat sekali mau pengaruhi orang-orang yang dianggap bisa jadi simbol penerimaan Israel," tegasnya.
Fahri menyayangkan jika ada pengurus MUI yang ikut dalam kunjungan itu. Selain itu, jika 7 delegasi itu hanya sebagai turis seharusnya mereka tidak melakukan pertemuan dengan Presiden Israel. Ditambah lagi, Indonesia terus berupaya memperjuangkan kemerdekaan Palestina dari jajahan Israel.
"Sebagai turis diam-diam saja. Kalau ketemu pejabat berarti akui negara yang enggak diakui. Mereka jajah Palestina. Apalagi anggota MUI sangat disayangkan," pungkasnya.
Sebelumnya diketahui, 7 delegasi muslim Indonesia menemui Presiden Israel Reuven Rivlin di kediamannya, Beit HaNassi, Talbiyah, Yerusalem. Kedatangan mereka diprakarsai oleh Australia/Israel & Jewish Affairs Council (AIJAC).
Kedatangan mereka diterima langsung oleh Rivlin. Para delegasi dan kepala negara Yahudi itu membicarakan hubungan antara Umat Islam dan Yahudi. Dia juga berharap Indonesia bisa membuka kerja sama dan saling berinteraksi di masa mendatang.
Dilansir dari Israel Ministry of Foreign Affairs, pertemuan itu berlangsung pada Rabu (18/1/) lalu.
"Saya yakinkan kepada Anda bahwa di Yerusalem, kota Tuhan, semua orang bisa beribadah sesuai dengan keyakinannya. Dan Israel akan terus membela hak ini, tidak peduli apapun propaganda anti-Israel tentang hal ini. Selama ini, propaganda yang selama ini muncul untuk memprovokasi dunia Islam terhadap Israel," kata Rivlin, demikian dikutip dari Times of Israel, Kamis (19/1).
Baca: Salah Satu Ketuanya Bertemu Presiden Israel, MUI Berharap Itu HOAX
Menurut Rivlin, di negaranya kehidupan antar umat beragama Samawi sangat harmonis. Dia menyebut, demokrasi yang dibangun di Israel tak hanya bagi Yahudi, tapi juga semua agama.
"Nenek moyang saya percaya, seperti saya, bahwa kita semua bisa tinggal di sini bersama-sama. Kami percaya di Israel sebagai negara demokratis dan Yahudi, bukan demokrasi hanya untuk orang-orang Yahudi. Ada demokrasi untuk semua orang," tambahnya.
Sumber: Merdeka.com
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon