![]() |
Tiga Pasangan Cagub-Cawagub Pilgub DKI 2017 |
Yang pertama mendeklarasikan diri dan mendaftar ke KPUD adalah pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang diusung PDIP, Hanura, Nasdem, dan Golkar.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan akhirnya secara resmi mengumumkan Basuki Tjahaja Purnama sebagai calon Gubernur Jakarta 2017. Ia bergandengan lagi dengan Djarot Syaiful Hidayat, kader PDIP yang kini menjabat Wakil Gubernur DKI. "Akhirnya kita sampai pada pengumuman yang kita tunggu-tunggu," kata Hasto Kristiyanto, Sekretaris PDIP, saat mengumumkan nama keduanya semalam.
Baca: Sakit Hati PDI-P Dukung Ahok, Ratna Sarumpaet Sampai Ngatain Mega Seperti Ini, Terlalu
Satu jam sebelumnya, kesepakatan itu ditandatangani oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Selama 1,5 jam, Basuki alias Ahok dan Djarot mendengarkan permintaan Megawati dan menyatakan komitmennya untuk diusung partai ini. "Tahu enggak apa yang diperjuangkan PDIP? Udah gue lakuin kayak gini," kata Basuki, seusai pertemuan itu, sambil menunjukkan secarik kertas.
Kertas tersebut berisi Dasa Prasetya, seperti membebaskan biaya pengobatan dan pendidikan. Saat pertemuan itu, Ahok mengatakan, ia ditanya soal komitmennya melaksanakan 10 janji tersebut. "Dia bilang, nanti bersedia enggak kalau saya pilih menjalankan ini? Saya baca, lalu saya bilang, ini sudah saya kerjakan," tutur dia.
Menurut Ahok, Megawati juga menegurnya agar tak terlalu banyak bicara ke media. "Saya bilang, saya dicegat (wartawan). Mereka bertanya, masak saya enggak jawab," kata dia. PDIP, kata Ahok, tak meminta mahar karena, "Mereka tahu saya bokek dari dulu."
Begitu keluar dari rumah Megawati, Ahok menuju Balai Kota. Kepada wartawan, ia mengatakan tak tahu soal keputusan akhir PDIP dan berniat menonton pengumuman dari rumahnya atau di mobil. Namun Ahok kemudian terlihat menyambangi kantor pusat PDIP di Jalan Diponegoro untuk mengikuti jalannya pengumuman. "Saya ditegur," ujarnya.
Hasto menambahkan, PDIP akhirnya memilih Ahok karena menimbang bahwa Ahok-Djarot adalah penerus pemerintahan Gubernur Joko Widodo. Jokowi dan Ahok merupakan pasangan gubernur dan wakil gubernur dalam pemilihan pada 2012. "Sehingga mereka diharapkan konsisten melaksanakan program Jokowi-Ahok pada masa lalu," ucap dia.
Pemilihan Ahok dan Djarot, ucap Hasto, juga menimbang kerja sama dengan pemerintah pusat, yang kini dipimpin oleh Jokowi. Keputusan itu mengubah peta dukungan di kader partai. Kader-kader PDIP di wilayah sebelumnya menolak Ahok. Setelah keputusan ini, "Kami akan tunduk dan patuh kepada keputusan partai," kata Irwan Setiadi, Ketua PDIP Jakarta Utara.
Lalu kedua, Poros Cikeas (Partai Demokrat, PAN, PPP, dan PKB) akhirnya resmi mengusung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni menjadi bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur di Pilkada DKI Jakarta 2017.
Baca: Tak Punya Target Menangi Pilgub, SBY Calonkan Agus Yudhoyono-Sylviana Lawan Ahok
"Kita menetapkan calon gubernur DKI Jakarta yaitu Mas Agus Bambang Harimurti Yudhoyono, dengan calon wakil gubernur adalah Sylviana Murni. Ini adalah rahmat dan merupakan bukti bahwa kalau kita sabar Allah memberikan rahmat," kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan di kediaman SBY, Cikeas, Bogor, Jumat (23/9/2016) dini hari.
Syarief mengatakan, Agus merupakan sosok yang memiliki kemampuan mumpuni untuk menjadi pemimpin di Ibu Kota.
"Menjadikan Jakarta merakyat itu dibutuhkan pemimpin yang bisa panutan untuk semua, seseorang yang memiliki wawasan dan kredibilitas luas, itu dimiliki oleh Agus Harimurti," ujar dia.
Ia menambahkan, pihaknya berharap pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana bisa terpililh untuk mengalahkan pasangan petahana dan bisa menjadikan Jakarta lebih baik lagi.
"Untuk itu saudara-saudara mari kita mensyukuri nikmat ini, ini merupakan rahmat. Insya Allah menjadikan perubahan Jakarta untuk rakyat," tandas Syarief
Baca: SBY Turun Gunung, Yusril: Poros Cikeas Ingin Sandiaga Jadi Cawagub Saya
Terakhir, pasangan yang diusung Gerindra dan PKS, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Di detik-detik terakhir, Anies menjadi calon gubernur sementara Sandiaga digeser menjadi nomor dua.
Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sepakat mengusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai pasangan calon pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Anies diusung sebagai calon gubernur DKI Jakarta, sedangkan Sandiaga Uno sebagai calon wakil gubernur.
"Mencalonkan Anies Rasyid Baswedan untuk calon gubernur DKI Jakarta masa bakti 2017-2022," kata Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam jumpa pers di kediamannya, Jakarta, Jumat (23/9/2016).
Pada Jumat malam ini, mereka akan mendaftarkan diri ke KPU DKI Jakarta.
Sebelum finalisasi tiga nama pasangan Cagub-Cawagub DKI ini, berbagai polemik dan tarik ulur terjadi.
Di kubu pasangan Ahok-Djarot nampak memiliki dinamika paling keras, muncul nama Walikota Surabaya, Tri Rismaharini yang dianggap lebih layak menjadi wakil PDI-P, dibanding Ahok. Mengingat PDI-P memiliki kursi wakil rakyat yang cukup untuk mengusung Cagub sendiri. Sementara Ahok sebelumnya melalui Teman Ahok telah mengumpulkan satu juta KTP untuk bisa maju melalui jalur independen. Dari internal PDI-P yang merasa memiliki kans lebih besar dibanding Ahok, sempat muncul statemen-statemen yang menyerang Ahok, termasuk pemberitaan tentang sikap Djarot yang merasa lebih berhak maju menjadi Cagub. Hingga akhirnya pasangan ini dideklarasikan, atas restu Megawati Soekarno Putri.
Baca: Sakit Hati PDI-P Dukung Ahok, Ratna Sarumpaet Sampai Ngatain Mega Seperti Ini, Terlalu
Di kubu lawan Ahok, sempat muncul deklarasi kekeluargaan yang dihadiri sejumlah parpol seperti PDI-P, Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, PPP, dan PKB. Koalisi ini akhirnya kandas setelah poros Cikeas mengumumkan mengusung Agus Harimurti-Sylviana. Sebelum, poros Cikeas muncul, kondisi koalisi kekeluargaan juga sudah tidak jelas. Apalagi ada kesan Gerindra sudah curi start dengan memasang Sandiaga Uno menjadi Calon Gubernur, tanpa koordinasi dengan partai-partai lain. Belum lagi ketidaksesuaian antara Dewan Pimpinan Pusat dan Dewan Pimpinan Daerah DKI Jakarta, partai-partai koalisi kekeluargaan. Misalnya DPP PDI-P yang merasa DPD belum berkoordinasi masuk ke koalisi yang mengusung Sandiaga. PDI-P yang merasa memiliki hak suara lebih banyak menjaring nama-nama Cagub sendiri, sampai akhirnya mengumumkan mengusung Ahok-Djarot bersama Nasdem, Hanura, dan Golkar.
Baca: Tak Laku Jadi Cagub DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra Bilang Begini
Setelah deklarasi pasangan Ahok-Djarot koalisi kekeluargaan masih sempat bertemu. Tapi duet Gerindra-PKS sudah memasang Cagub-Cawagub, Sandiaga-Mardani Ali. Dari beberapa kali pertemua di Cikeas, nama Yusril sempat disebut-sebut bakal diusung oleh Demokrat dan kawan-kawan. Namun, namanya tak pernah muncul lagi setelah Demokrat, PAN, PPP, dan PKB mengumukan Agus Harimurti - Sylviana.
Tinggallah Gerindra dan PKS, yang di detik-detik akhir mendeklarasikan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. (Mas Kay)
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon